Senin, 15 Maret 2010

PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA TIGA TAHUN YANG MENGIKUTI PLAYGRUOP

Banyak pihak berpandangan bahwa anak-anak itu bagaikan kertas putih yang bersih. Jika memang demikian, apakah berarti orang dewasa bebas untuk menggambari, mewarnai, menulisi, mencoreti atau bahkan menyobek-nyobek kertas itu. Kegiatan orang dewasa tersebut saat ini terasa semakin menjadi. Anak-anak kecil harus melaksanakan banyak kegiatan. Mereka harus belajar disekolah dengan banyak beban, karena banyaknya materi yang harus diserap, mengerjakan sejumlah pekerjaan rumah, serta mengikuti kursus. Hal ini terjadi tidak lain karena adanya tuntutan dari orang tua.
Masa dini anak pada usia prasekolah atau masa kanak-kanak awal adalah tahun-tahun paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan hal baru bagi dirinya. Potensi anak seusia itu berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangan psikologis dan motoriknya. Untuk mendukung tumbuhnya hal tersebut, perlu diciptakan suasana yang menjamin terpeliharanya kebebasan bagi anak untuk berkembang.
Menurut pemerhati masalah anak dan remaja, Seto Mulyadi (dalam Rahmawati, 2001) kebebasan anak untuk berkembang dapat dipelihara dan diciptakan dengan membangun suasana bermain yang dapat melatih dan memberikan kesempatan pada anak untuk menampilkan gagasan-gagasan baru secara lancar dan orisinal. Suasana bermain memungkinkan individu berpikir dan bertindak imajinatif dan penuh daya khayal. Hal ini memungkinkan anak dapat berkembang dengan baik serta menguasai keterampilan-keterampilan motorik dan mengenali nilai sosial yang dianutnya.
Keterampilan motorik berkaitan erat dengan perkembangan motorik pada anak yang merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Pada tahap perkembangan motorik anak sudah dapat melepas tenaga yang tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan, keputusasan. Anak akan terlihat sehat secara mental, fisik, serta memiliki kemandirian yang dapat mengakibatkan timbulnya rasa percaya diri serta perasaan bahagia, ada rasa aman secara fisik yang nantinya akan menimbulkan rasa aman secara psikologis yang akan membangkitkan rasa percaya diri (Hurlock, 1995).
Memperhatikan tingkat perkembangan berarti pula mempertimbangkan tugas perkembangan mereka, karena setiap periode perkembangan juga mengemban tugas perkembangan tertentu. Peraturan Pemerintah no.27, tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, menyebutkan bahwa pendidikan Prasekolah terdiri dari tiga tingkatan yakni, Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain atau Play Group dan Taman Kanak-kanak (TK). Usia yang tepat untuk pendidikan Prasekolah ini adalah 2 hingga 6 tahun, sedangkan usia yang dianggap semestinya atau paling baik untuk masuk kedalam playgroup adalah 3 sampai 4 tahun.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa masa dini anak pada usia prasekolah adalah tahun-tahun yang efektif untuk mengembangkan hal baru bagi dirinya. Oleh karena itu potensi anak usia prasekolah sangat penting untuk dirangsang baik perkembangan psikologis dan motoriknya, karena dengan melatih dan memberikan kesempatan pada anak untuk menampilkan gagasan-gagasan baru memungkinkan perkembangan motorik anak dapat berjalan dengan baik serta menguasai keterampilan-keterampilan motorik sesuai dengan tahapannya dan mengenali nilai sosial yang dianutnya.

Sumber :
Harlock, Elizabeth. (1995). Perkembangan anak jilid satu. Jakarta : PT Aksara Pratama.
Rahmawati, Shinta. (2001). Mencetak anak cerdas dan kreatif. Jakarta : PT Kompas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar